“Aku
menyukaimu!” ucap Claire dalam hatinya yang terdalam. Sudah enam tahun Claire
mengenal laki-laki itu, dia bernama Andrew. Bertahun-tahun Claire mengenalnya
tapi bertahun-tahun juga Claire menyimpan perasaan di dalam hatinya. Entah
perasaan apa yang sudah menetap di dalam hati Claire, tapi yang terjadi semakin
hari dan semakin lama rasa itu semakin menyakitkan. Rasa sakit itu bahkan
semakin kuat dan semakin menguasai diri Claire, hingga membuat Claire hilang
kendali dari dalam jiwanya sendiri.
“Menyukainya
apakah sebuah kesalahan?” tanya Claire dengan nada tinggi. “Bukan sebuah
kesalahan tapi sebuah pilihan.” Jawab Laura dengan wajah mengernyit. “Pilihan?
Aku selalu jadikan dia pilihan utama, tapi dia selalu jadikan aku yang
kesekian!” Ucap Claire dengan wajah kesal. “Kesekian? Bahkan dia tak pernah
menyapamu.” Ucap Laura sambil tertawa.
Claire
sudah merasa bahwa hanya dialah yang seharusnya bersama dan menghabiskan waktu
dengan Andrew, bukan wanita lain. Claire mulai melakukan hal-hal yang seharusanya
tidak dilakukan untuk status seorang teman. Bagi Andrew, Claire hanyalah
seorang teman, takkan pernah lebih dari itu. Tapi bagi Claire, Andrew adalah
bagian dari hidupnya. Dan bagaimanapun
caranya Claire harus memiliki Andrew untuk mendampinginya selamanya.
Laki-laki
itu tak pernah perduli ataupun ingin tahu tentang Claire. Laki-laki itu
memiliki sifat yang sangat misterius, sikapnya pun sangat dingin kepada Claire.
Bahkan untuk mendapaat sapaan dari Andrwe pun merupakan hal yang sangat
mustahil bagi Claire. Entah apa yang ada di dalam pikiran laki-laki itu, tapi
satu hal yang pasti, laki-laki itu tak pernah tertarik pada Claire apalagi
sampai menyukai Claire.
“Kamu
tak pernah penting bagiku!” ucap Andrwe dari pesan singkatnya untuk Claire. Seketika
wajah Claire berubah dari yang tertawa lebar dengan teman-temannya, menjadi
wajah yang sedang terguncang hati dan jiwanya. Pesan singkat itu mengubah
suasana hati dan pikirannya. Entah apa yang sudah Claire lakukan selama ini.
Menunggu sesuatu dengan kesendirian, duduk terdiam, terkena air hujan dari
rintik-rintik ribuan kata kasar dari seseorang yang sangat Claire kagumi. Bagi
Claire saat ini semua itu adalah sebuah kebodohan, bertahan dan berjuang
sendirian. Bahkan seseorang yang sedang Claire perjuangkan dan Claire junjung
tinggi telah melukai, mematahkan, menusuk, membakar, dan merobek hatinya dengan
sangat dalam.
Bagi
Andrew, kata-kata itu hanyalah sebuah pesan singkat. Tapi bagi Claire,
kata-kata itu lebih dari sekedar pesan singkat. Bertahun-tahun Claire dan
lelaki itu saling mengenal. Bahkan seorang peri pun bisa kehilangan kesabarannya
ketika dia dihina. Tapi Claire tetap bertahan pada semua hinaan dari mulut
laki-laki itu. Rasanya ini bukan sekedar menyukai, tapi Claire sudah melebihi
batas dari arti kata meyukai seseorang. Claire telah dikuasai rasa sakit yang
mendalam karenanya Claire berambisi untuk memiliki Andrew seutuhnya. Ambisi ini
merupakan ambisi yang salah, yang bukan seharusnya ada pada diri Claire.
OLEH: AGUSTINI NURHANDAYANI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar