Minggu, 23 November 2014

Tulisan 2: PITIFUL


“Aku menyukaimu!” ucap Claire dalam hatinya yang terdalam. Sudah enam tahun Claire mengenal laki-laki itu, dia bernama Andrew. Bertahun-tahun Claire mengenalnya tapi bertahun-tahun juga Claire menyimpan perasaan di dalam hatinya. Entah perasaan apa yang sudah menetap di dalam hati Claire, tapi yang terjadi semakin hari dan semakin lama rasa itu semakin menyakitkan. Rasa sakit itu bahkan semakin kuat dan semakin menguasai diri Claire, hingga membuat Claire hilang kendali dari dalam jiwanya sendiri. 

“Menyukainya apakah sebuah kesalahan?” tanya Claire dengan nada tinggi. “Bukan sebuah kesalahan tapi sebuah pilihan.” Jawab Laura dengan wajah mengernyit. “Pilihan? Aku selalu jadikan dia pilihan utama, tapi dia selalu jadikan aku yang kesekian!” Ucap Claire dengan wajah kesal. “Kesekian? Bahkan dia tak pernah menyapamu.” Ucap Laura sambil tertawa. 

Claire sudah merasa bahwa hanya dialah yang seharusnya bersama dan menghabiskan waktu dengan Andrew, bukan wanita lain. Claire mulai melakukan hal-hal yang seharusanya tidak dilakukan untuk status seorang teman. Bagi Andrew, Claire hanyalah seorang teman, takkan pernah lebih dari itu. Tapi bagi Claire, Andrew adalah bagian  dari hidupnya. Dan bagaimanapun caranya Claire harus memiliki Andrew untuk mendampinginya selamanya.

Laki-laki itu tak pernah perduli ataupun ingin tahu tentang Claire. Laki-laki itu memiliki sifat yang sangat misterius, sikapnya pun sangat dingin kepada Claire. Bahkan untuk mendapaat sapaan dari Andrwe pun merupakan hal yang sangat mustahil bagi Claire. Entah apa yang ada di dalam pikiran laki-laki itu, tapi satu hal yang pasti, laki-laki itu tak pernah tertarik pada Claire apalagi sampai menyukai Claire.

“Kamu tak pernah penting bagiku!” ucap Andrwe dari pesan singkatnya untuk Claire. Seketika wajah Claire berubah dari yang tertawa lebar dengan teman-temannya, menjadi wajah yang sedang terguncang hati dan jiwanya. Pesan singkat itu mengubah suasana hati dan pikirannya. Entah apa yang sudah Claire lakukan selama ini. Menunggu sesuatu dengan kesendirian, duduk terdiam, terkena air hujan dari rintik-rintik ribuan kata kasar dari seseorang yang sangat Claire kagumi. Bagi Claire saat ini semua itu adalah sebuah kebodohan, bertahan dan berjuang sendirian. Bahkan seseorang yang sedang Claire perjuangkan dan Claire junjung tinggi telah melukai, mematahkan, menusuk, membakar, dan merobek hatinya dengan sangat dalam.

Bagi Andrew, kata-kata itu hanyalah sebuah pesan singkat. Tapi bagi Claire, kata-kata itu lebih dari sekedar pesan singkat. Bertahun-tahun Claire dan lelaki itu saling mengenal. Bahkan seorang peri pun bisa kehilangan kesabarannya ketika dia dihina. Tapi Claire tetap bertahan pada semua hinaan dari mulut laki-laki itu. Rasanya ini bukan sekedar menyukai, tapi Claire sudah melebihi batas dari arti kata meyukai seseorang. Claire telah dikuasai rasa sakit yang mendalam karenanya Claire berambisi untuk memiliki Andrew seutuhnya. Ambisi ini merupakan ambisi yang salah, yang bukan seharusnya ada pada diri Claire.

OLEH: AGUSTINI NURHANDAYANI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar